Tak terasa, hari ini adalah hari kedua saya di Pulau Samosir dalam rangka memberikan pelatihan Kerajinan Ukiran Kayu di Pulau Samosir, Dana...
Tak terasa, hari ini adalah hari kedua saya di Pulau Samosir dalam rangka memberikan pelatihan Kerajinan Ukiran Kayu di Pulau Samosir, Danau Toba, Sumatera Selatan. Pelatihan ini diberikan kepada pengrajin kayu ukiran di Pulau Samosir yang dibina oleh Dinas Perindustrian dan PErdagangan Kabupaten Samosir.
Pengalaman ini sangat berharga bagi saya yang tidak pernah membayangkan bisa menginjakkan kaki di "tanah Medan", apalagi di Danau Toba yang telah dikenal sampai manca negara.
Perjalanan dimulai pada hari Raya Idul adha, hari minggu 6 November 2011 dari Bandung. Cukup berat perjuangan keberangkatan ini karena saya harus bangun jam 2.30 dan meningalkan kedua anak tercinta saya, Farhan dan Fazel serta istri.
Keberangkatan pagi-pagi tersebut dikarenakan petugas travel Cipaganti menyatakan bahwa keberangkatan ke Bandara jam 4, tetapi dijemput satu jam sebelum keberangkatan.
Ditengah perjalanan, sempat sedih juga karena terdengar takbir, mengumandangkan asma Allah, sementara saya tidak bisa shalat idul adha di mesjid dekat rumah, yang biasanya ditemani oleh Farhan.
Jam 6.30, saya sampai di Bandara Soekarno Hatta dan menunggu keberangkatan jam 10 pagi dengan pesawat Lion Air. Jenuh juga menunggu, tetapi dibangku dimana saya duduk, datanglah seorang anak muda dari Bukittinggi (Kota kelahiran saya) dan mengajak ngobrol tentang kondisi negara yang banyak korupsi, sekolah mahal, dan kemiskinan yang melanda rakyat negara ini. Bosan juga sih sebenarnya mendenar "ocehan" dia, tetapi dalam hati saya, inilah jeritan hampir semua orang di negara tercinta ini tentang kondisi negara yang "tidak" mampu memberikan kesejahteraan kepada rakyatna.....Ya Allah..Beruntunglah saya masih diberikan kelebihan oleh Allah dibandingkan saudara-saudara yang lain...Jam 7.35, anak muda tadi minta ijin duluan karena mau check in pesawatnya mau take off jam 8.15 ke Padang.
Pelajaran berharga yang saya dapat dari anak muda tadi sangat berharga, mengingatkan saya pada kondisi negara ini yang tidak mampu memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya.....
Jam 8.15, teman saya datang berdua dan mengajak sarapan di salah satu restoran di Bandara dan saya bersyukur masih diberi rejeki oleh Allah untuk menyantap sarapan