Oleh: Meriza Hendri Kewirausahaan telah menjadi isu yang sangat penting bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengingat Jabar sebagai pr...
Oleh: Meriza Hendri
Kewirausahaan telah menjadi isu yang sangat penting bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengingat Jabar sebagai provinsi berpenduduk 43.02 juta jiwa (BPS 2010) dan pencari kerja sebanyak 19.21 juta jiwa. Komposisi ini memperlihatkan besarnya pencari kerja di Jawa Barat yang mendekati 45% dari jumlah penduduk Jabar.
Sebagian dari pencari kerja di Jabar adalah para lulusan perguruan tinggi. Mereka adalah pencari kerja terdidik, akan tetapi, lebih banyak memiliki mindset sebagai job seeker daripada job creator. Sementara, ketersediaan lapangan kerja terbatas. Kondisi ini menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran. Alangkah sedihnya menjadi seorang “penganggur terdidik”. Bagi pemerintah Jabar sendiri, tentulah mereka akan menjadi beban.
Banyak usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi untuk mengubah mindset para lulusan perguruan tinggi sebagai job seeker menjadi job creator seperti seminar, pelatihan, beasiswa, lomba business plan dan lain-lain. Kegiatan ini bekerjasama dengan berbagai instansi seperti perusahaan dan perbankan dan diberikan kepada para mahasiswa.
Berdasarkan informasi dari kepala Dinas KUKM Jabar yang dimuat di salah satu media cetak tanggal 16 Februari 2011, Pemprov melalui Dinas KUKM Jabar mengadakan program penumbuhan dan pengembangan wirausaha dengan target 300 pengusaha baru dari lulusan perguruan tinggi. Program ini terdiri dari training, magang, bimbingan teknis, akses kemitraan para lulusan perguruan tinggi yang akan menjadi pengusaha.
Langkah ini merupakan salah satu real action Pemerintah Jawa Barat untuk menciptakan pengusaha baru. Namun demikian, berdasarkan pengamatan, terdapat beberapa fakta dalam penumbuhan pengusaha baru setelah lulus. Fakta-fakta tersebut adalah usaha mereka tidak “berumur panjang”, modal yang diberikan sering tidak bisa digunakan secara efektif bagi pengembangan usaha, belum bisa menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dan lain-lain. Oleh karena itu, program penumbuhan dan pengembangan wirausaha ini diharapkan dapat memberikan penyelesaian berbagai fakta tersebut.
Hal ini sejalan dengan tujuan program penumbuhan dan pengembangan wirausaha yaitu untuk mengurangi jumlah pencari kerja di Jabar yang nilainya masih tinggi mencapai 11.87% angkatan kerja (data survey angkatan kerja nasional/sakernas) 2010.
Oleh karena itu, perlu diperhatikan beberapa hal yaitu pertama, menjaga keberlanjutan (sustainability) program ini karena untuk menumbuhkan pengusaha yang berhasil berdasarkan Key Performance Indicators seperti aspek penguasaan pasar, profitabilitas, kepuasan pelanggan, efisien dan efektif, membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sedangkan dalam kenyataannya, seringkali program yang dibuat untuk penciptaan pengusaha tidak dalam jangka panjang dikarenakan berbagai alasan yang membuat tujuan mulia program tersebut sering kali tidak tercapai.
Kedua, melakukan pembinaan kepada para pengusaha muda dengan menekankan pada aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude) yang sering disebut KSA sebagai pengusaha. Hal ini sangat penting karena ketiga aspek inilah yang mempengaruhi seseorang menjalankan usaha dan menjaga keberlangsungan usaha tersebut. Banyak pengusaha baru yang mampu membuat usaha tetapi sedikit yang memiliki KSA yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha. Akibatnya, usaha menjadi berhenti. Oleh karena itu, program yang ditawarkan yaitu training, magang, bimbingan teknis diarahkan kepada pengembangan KSA seorang wirausaha, pengetahuan tentang bisnis dan manajemen, konsep kewirausahaan serta inovasi dan kreativitas.
Ketiga, program ini dilakukan secara integrasi dengan melibatkan praktisi dan akademisi. Keberadaan praktisi sangat penting untuk membagikan pengalaman dan intuisi bisnis kepada calon pengusaha. Selain itu, untuk peningkatkan skill dan attitude calon pengusaha. Adapun akademisi dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan seputar bisnis dan manajemen serta konsep kewirausahaan. Sudah saatnya para pengusaha yang notabene adalah lulusan perguruan tinggi tersebut berusaha dengan menggunakan konsep dan teori kewirausahaan, bisnis dan manajemen.
Keempat, menerapkan konsep coaching kepada para calon pengusaha. Coaching menjadi sangat penting bagi proses penumbuhan dan pengembangan wirausaha karena melalui coaching, lulusan perguruan tinggi tersebut mendapatkan orang-orang yang menjadi “tempat curhat“ para calon pengusaha ketika mereka menghadapi masalah. Hal ini sudah kami lakukan dan memberikan dampak yang luar biasa bagi pengembangan usaha para pengusaha, meskipun sebagian dari mereka masih berstatus mahasiswa.
Kelima, membuat forum-forum bisnis bagi para calon pengusaha dengan menghadirkan praktisi maupun akademisi membahas berbagai teori, konsep serta permasalahan bisnis yang relevan dengan mereka. Forum ini menjadi sangat penting bagi calon pengsuaha untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan attitude dalam menjalankan usaha. Kegiatan ini bisa dikerjasamakan dengan KADIN Jabar, HIPMI Bandung ataupun HIPMI Jabar serta asosiasi profeisional lainnya yang relevan dengan usaha mereka. Berdasarkan pengalaman kami sebagai Pembina HIPMI Perguruan Tinggi (HIPMI PT) di kampus, keberadaan forum bisnis ini sangat penting dan dapat meningkatkan KSA serta networking mahasiswa yang tergabung dalam HIPMI PT.
Sudah sejatinyalah program penumbuhan dan pengembangan wirausaha oleh Dinas KUKM Jabar ini dapat berjalan dengan baik sehingga tujuannya mengurangi jumlah pencari kerja di Jabar dapat tercapai, semoga……..