Socrates, filusuf terkenal pernah mengatakan bahwa saya tidak tahu apa-apa.
Socrates, filusuf terkenal pernah mengatakan bahwa saya tidak tahu apa-apa.
Bagi saya pernyataan ini pada awalnya adalah basa-basi, tetapi setelah saya dalami pernyataan tersebut dalam buku pengantar filsafat ilmu karangan Jujun Suriasumantri, betul sekali bahwa Socrates tidak basa basi. Tetapi nyata dan dalam konteks filsafat, pernyataan ini benar adanya.
Seorang filsafat dianggap seperti seseorang yang berdiri dan melihat ke langit dan merasakan betapa kecilnya manusia ini. Atau manusia yang berdiri diatas bukit dan melihat ke lembah atau ngarai. Betapa kecilnya manusia.
Makna mendasar dari filsafat yang saya tangkap adalah merendahkan hatinya dan mengevaluasi diri tentang diri sendiri. Berbicara tentang merendahkan hati, membuat manusia tidak sombong dan mampu berbuat berdasarkan standar etika, estetika dan logika.
Saya merasakan hal ini ketika kemaren saya dipesawat dan melihat kebawah. Terlihat awan dan laut, pulat serta rumah yang sangat kecil.
Nyata sekali bahwa memang benar sebagai manusia, kita sangat kecil sekali. Belajar berfilsafat saya rasakan membuat kita jadi berfikir jauh berbeda dari sebelumnya.
Menurut Jujun Suriasumantri, filsafat itu memiliki tiga ciri yaitu menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Semuanya berhubungan dengan pola pikir.
Cara berfikir saya dituntut untuk berubah ke arah yang lebih baik. Kembali ke Socrates, terlihat sekali beliau merendah diri karena siapa yang tidak tahu luasnya pengetahuan yang dimilikinya. Tetapi, sebagai seorang filusuf, Socrates menganggap dirinya tidak tahu apa-apa sebagai simbol kerendahan hatinya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®