Minggu lalu, ada satu program yang diselenggarakan oleh teman-teman Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bandung dengan Bandu...
Minggu lalu, ada satu
program yang diselenggarakan oleh teman-teman Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
(HIPMI) Kota Bandung dengan Bandung Clean Action, Komite Nasional Pemuda
Indonesaia (KNPI) Kota Bandung dan juga Dekranasda serta pemerintah Kota
Bandung menyelenggarakan suatu kegiatan yang sangat penting dan strategis bagi
wirausaha bila berpartisipasi dalam program tersebut yaitu dengan nama One
Village, One product untuk Bandung Juara.
Kegiatan yang
diselenggarakan selama satu hari ini memang perlu dimanfaatkan oleh wirausaha
dalam rangka peningkatkan kualitas dan kuantitas bisnis mereka sehingga bisa
mencapai tujuan bisnis mereka secara efektif dan efisien yaitu profit, people,
planet, sustainability serta tumbuh dan berkembang dari skala mikro, kecil,
menengah dan besar. Salah satu fondasi bagi pengembangan bisnis itu adalah
modal social yang berasal dari luar perusahaan setiap wirausaha.
Kalau dicermat secara
lebih mendalam, konsep One Village One Product untuk Bandung juara ini menjadi
sebuah model yang bagus dan tepat untuk mendapatkan modal social yang kuat bagi
wirausaha di Jawa Barat, khususnya yang ada di Kota Bandung. Kenapa demikian?
Program ini terlihat jelas merupakan sinergi dari Pemerintah, pelaku bisnis,
akademisi, komunitas, perbankan dan juga media. Hal ini juga dapat dilihat
dalam acara yang diselenggarakan pada hari Minggu, 3 Mei 2015 di Alun-Alun Kota
Bandung dan juga Pendopo Kota Bandung.
Meskipun acara
tersebut hanya diselenggarakan selama satu hari, tetapi penting untuk dilihat
secara lebih mendalam sehingga benar terlihat modal social yang ada di
lingkungan pebisnis itu ada dan perlu dimanfaatkan. Konsep OVOP sendiri
berhubungan dengan bagaiman setiap village atau kampung, atau desa ataupun
keluarahan memiliki produk unggulan. Itu adalah terjemahan secara umum dan bisa
saja dipersempit sesuai dengan batasan yang diberikan.
Teman-teman HIPMI
Kota Bandung sendiri membatasi produk unggulan untuk setiap Rukun Warga atau RW
dan menurut teman-teman KNPI Kota Bandung, ada 1600 an RW di Kota Bandung. Bisa
dibayangkan bagaimana potensi yang dimiliki oleh setiap RW bila mereka fokus
mengembangkan produk unggulan. Inilah yang menjadi peluang bagi wirausaha di
Jawa barat dan juga Kota bandung untuk mengembangkan bisnis mereka.
Fokus, inilah konsep
yang perlu dilihat secara lebih baik dan mendalam oleh setiap wirausaha. Fokus
mengembangkan produk, baik dari aspek kualitas, desain, kemasan, varian produk
dan lain-lain menjadi beberapa aspek
yang bisa dipilih oleh wirausaha itu sendiri. Disinilah kunci yang bisa
dimanfaatkan oleh wirausaha. Selanjutnya adalah wirausaha perlu fokus dalam
pendalaman dan pemahaman pasar untuk setiap produk mereka.
Hal ini berhubungan
dengan bagaimana wirausaha melihat need, want dan demand masing-masing target
market sehingga bisa membuat produk yang sesuai dengan need, want dan demand
tersebut. Dasar untuk menjadi unggul adalah bagaimana produk masing-masing
wirausaha mampu memberikan superior value bagi konsumen dan membuat konsumen puas
serta loyal kepada setiap wirausaha.
Selanjutnya adalah
bagaimana wirausaha concern dengan berbagai program yang dibuat oleh pemerintah
Kota Bandung sendiri. Tentu hal ini berhubungan dengan pemahaman sejauh mana
program yang dibuat pemerintah dan berhubungan dengan bisnis setiap wirausaha.
Ibu Atalia Ridwan Kamil sendiri menyatakan bahwa Kang Emil, membuat program
mencetak 100.000 wirausaha untuk Kota Bandung.
Tentu wirausaha perlu
memanfaatkan program ini untuk mengembangkan bisnis mereka yang memang sudah
fokus kepada produk unggulan di setiap RW. Dengan sinergi ini, akan membuat
program One Village One Product untuk Bandung Juara akan berhasil memberikan
manfaat bagi wirausaha, khususnya wirausaha muda di Kota Bandung….
Tulisan di Koran Bisnis Bandung