Kemaren, ada satu kondisi yang pastinya sangat berpengaruh terhadap bisnis para entrepreneur Karena berhubungan dengan nilai tukar rupiah...
Kemaren, ada satu kondisi yang
pastinya sangat berpengaruh terhadap bisnis para entrepreneur Karena
berhubungan dengan nilai tukar rupiah. Hal ini merupakan salah satu indikator
yang ada di lingkungan ekonomi dalam lingkungan bisnis setiap entrepreneur dan
pastinya tidak akan bisa dilepaskan dari bisnis itu sendiri, baik sebagai
ancaman ataupun peluang.
Tahu ngga, berapa nilai tukar
rupiah terhadap dolar? Kemaren sudah mencapai nilai terendah sejak tahun 1998
yaitu sebesar Rp. 13.448/dolar dan bagaimana sikap setiap entrepreneur dalam
menganggapi kondisi ini? Hmmmmm…
Biasanya, dampak dari pelemahan
nilai rupiah ini akan sangat terasa untuk waktu tiga bulan ke depan. Dampak
yang akan terasa sekali ketika bisnis itu dilihat dari aspek supplier, input,
process, output dan consumer. Setiap aspek tadi akan terpengaruh atas pelemahan
nilai tukar rupiah terhadap dolar tersebut.
Tentu dampak pelemahan nilai
rupiah ini pada harga bahan baku yang dijual oleh supplier. Apalagi bahan
bakunya berasal dari luar negeri yang harus diimpor oleh para supplier.
Konsekuensi logis atas pelemahan nilai tukar rupiah tersebut akan berdampak
kepada harga bahan baku.
Dampak kedua adalah pada proses
input. Biaya ongkos transportasi akan meningkat dan tentunya cost of production
yang salah satu komponennya adalah biaya transportasi yang meningkat. Lihat
saja nanti akan kenaikan biaya tol, bbm, parkir, kenaikan sparepart kendaraan
yang digunakan.
Lalu, belum lagi dampak kepada
proses produksi, biaya pengiriman barang kepada konsumen, sementara konsumen
juga terpengaruh atas pelemahan nilai tukar rupiah ini dengan penurunan daya
beli. Mereka akan memilih produk-produk yang bisa dipilih, khususnya kebutuhan
pokok yang memang dibutuhkan setiap hari.
Sekarang, sudah saatnya
entrepreneur menyadari akan pelemahan nilai tukar dan dampaknya kepada bisnis
dan konsumen sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang bersifat stratejik
yang salah satunya adalah melakukan re-engineering atas proses bisnis mereka.
Dari mapping business process tersebut dan re-engineering bisa dilakukan cost
efficiency, cost control dan pada akhirnya, kembali melakukan analisis terhadap
strategi bisnisnya…. Bagaimana dengan anda? hmmmm