Ketika entrepreneur. Menghadapi masalah pribadi dan masalah bisnis, tentu serngkali befikiran negatif dan konteks yang lebih dalam adalah...
Ketika entrepreneur. Menghadapi masalah pribadi dan masalah bisnis, tentu serngkali befikiran negatif dan konteks yang lebih dalam adalah ketika entrepreneur melihatnya sebagai sesuatu yang bersifat emosional.
Tentu hal ini biasa terjadi pada diri entrepreneur sebagai manusia juga yang tidak lepas dari msalah, baik masalah pribadi maupun masalah bisnis itu sendiri. Bagi saya, itu adalah hakekat manusia hidup di alam dunia ini.
Akan tetapi, sejatinya entrepreneur sudah bisa menganalisis apa yang terjadi dengan bisnis mereka dan mengambil sikap yang tepat untuk bisnis tersebut. Tidak menyerah apalagi menyalahkan orang lain akan masalah yang dihadapi.
Disinilah iman bermain ketika masalah bukan lagi urusan keilmuan, tetapi lebih kepada iman masing-masing manusia. Iman dimana setiap orang berkeyakinan bahwa Tuhan itu ada dan Dia lah yang menjadi penguasa alam ini.
Dia-lah yang menguasai setiap aspek dalam kehidupan ini dan ketika ada masalah, Tuhan lah yang menjadi satu-satunya tempat mengadu karena Dia akan mengangkat masalah itu dari setiap manusia dengan memberikan solusi.
Akan tetapi, tentu ini tidak lepas dari sejauh mana enrepreneur berikhtiar untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini penting karena relevan dengan keyakinan bahwa Allah itu akan mengangkat kesulitan dari manusia asalkan mereka berusaha untuk menyelesaikannya.
Inilah yang harus dipahami dan dlakukan entrepreneur ketika mereka menghadapi. Masalah di dalam bisnis. Yakin bahwa masalah ada solusinya dan Allah akan memberikan solusi tersebu asal mau belajar dan bekerja untuk menyelesaikannya.
Lalu, inilah substansi bagaimana entrepreneur menenangkan diri mereka kepada Allah SWT dengan menyerahkan diri kepada-Nya dalam menghadapi setiap masalah
Powered by Telkomsel BlackBerry®