Inkubator Bisnis Rumah BUMN Cirebon Ketika seorang founder start up ingin melakukan shifting ke corporate entrepeneurship, budaya perusahaa...
Inkubator Bisnis Rumah BUMN Cirebon |
Untuk bisa membuat mereka bisa berfikir stratejik, pemahaman atas budaya perusahaan yang menjadi pengikat tersebut bisa menjadi kunci bagi founder dan bahkan membantu mempercepat terjadinya shifting dan bahkan menjadi kontributor terbesar untuk bisa membuat perusahaan tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang dan menghasilkan profit, people, planet yang memang menjadi tujuan dari setiap bisnis tersebut.
Perusahaan sekelas Aple, google dan lain-lain selalu fokus membangun budaya perusahaan sehingga dapat membangun spirit, nilai sampai engagement dengan perusahaan. Karyawan mampu menjalankan perusahaan dan yang paling utama mereka bisa mengeluarkan ide-ide kreatif yang menjadi inovasi perusahaan sebagai salah satu sumber keunggulan bersaing yang berkelanjutan dari perusahaan. Jelas ini akan menjadi faktor penentu perusahaan kedepan.
Disinilah seorang founder memiliki tanggungjawab yang besar untuk bisa membangun budaya yang kuat dalam perusahaan yang kalau boleh dibagi menjadi beberapa dimensti yaitu
1. Value, nilai-nilai yang melekat pada diri mereka bisa menjadi nilai-nilai perusahaan Inilahh keunggulan dari seorang founder dimana mereka memiliki dasar yang kuat untuk menjadikan nilai-nilai pribadi beliau sebagai entrepreneur dan dishifting menjadi nilai-nilai perusahaan. Bisa jadi nilai-nilai pokok berupa integritas, jujur, disiplin, komitmen, inovasi, fokus, konsisten, kerja keras dan jadikan bisnis sebagai ibadah dijadikan sebagai nilai perusahaan
2. Belief, dimana kepercayaan yang dibangun untuk melihat perusahaan kedepan mau jadi apa dalam jangka panjang. Penting menjaga kepercayaan yang berubah menjadi harapan setiap karyawan kepada perusahaan. Tentu yang paling penting adalah bagaimana belief tersebut memilliki irisan yang kuat dengan kepentingan pribadi setiap karyawan. Konsep What's for me menjadi dasar untuk bisa menjaga harapan mereka tetap hidup.
3. Habit, berupa kebiasaan yang dijalankan oleh perusahaan yang tentunya kebiasaan positif bagi setiap karyawan yang dibangun oleh founder. Kebiasaan untuk datang sebelum jam kerja, kebiasaan untuk rapat pagi atau morning briefing dan berdoa adalah hal-hal yang harus dibangun oleh setiap founder dan diturunkan kepada karyawan sehingga mereka memahami kenapa perusahaan harus seperti itu dan bagaimana mereka melakukannya juga. Salah satu habit yang harus dijaga adalah kebiasaan melakukan inovasi dalam setiap diri karyawan.
4. Bahasa, yaitu bagaimana founder menjadikan inovasi sebagai bahasa setiap hari dalam perusahaan. Dengan mengingatkan inovasi setiap hari, akan mendorong mereka berfikir inovatif di perusahaan. Kosa kata yang sangat dekat dengan karyawan dan dijalankan setiap hari akan tertanam dalam diri mereka dan akan terus berfikir inovatif.
5. Komunikasi dimana inovasi terus dikomunikasikan kepada karyawan dan dihubungkan dengan kenapa perusahaan harus berinovasi yaitu persaingan yang semakin tinggi, perubahan perilaku konsumen dan lain-lain. Komunikasikan kapan harus berinovasi, siapa yang harus melakukan inovasi, dimana, ditujukan untuk siapa sampai dengan bagaimana melakukan inovasi tersebut.
Hal ini akan dapat membantu karyawan berfikir stratejik agar mereka dapat berkontribusi positif dan optimal kepada perusahaan bersama founder melakukan shifting ke corporate entrepreneurship.