Dimensi manajemen resiko yang notabene adalah salah satu mindset kewirausahaan menjadi sangat penting bagi perusahaan dalam konteks corporat...
Dimensi manajemen resiko yang notabene adalah salah satu mindset kewirausahaan menjadi sangat penting bagi perusahaan dalam konteks corporate entrepreneurship. Sebagai seorang founder yang memang dituntut untuk memiliki midnset manajemen resiko, sejatinya juga harus dimiliki oleh setiap manajemen dan karyawan dalam perusahaan untuk bisa menjalankan corporate entrepreneurship di perusahaan mereka.
Salah satu tantangan dalam bisnis oleh para entrepreneur lingkungan bisnis yang selalu berubah, tidak pasti, tidak bisa dikontrol dan mengalami turbulensi yang akan berdampak kepada peluang atau ancaman serta kekuatan atau kelemahan bagi perusahaan. Tentu akan menuntut setiap manajemen dan karyawan bisa berkontribusi pada manajemen resiko untuk bisa membuat perusahaan bisa tumbuh dan berkembang.
Nah, resiko tersebut harus bisa dimitigasi oleh setiap orang dalam perusahaan. Tidak dapat hanya mengandalkan founder saja yang memiliki mindset ini karena terlalu banyak ancaman dari lingkungan eksternal. Setiap orang harus benar-benar bisa memiliki mindset yang sama dan membaut usaha ini berkinerja optimal.
Resiko di keuangan, dapat dimitigasi oleh manajemen dan karyawan yang bertugas di manajemen keuangan perusahaan. Termasuk juga pada dimensi akuntansi, pajak dan sebagainya. Mereka diharapkan bisa melakukan mitigasi atas potensi kerugian pada aspek keuangan yang jelas sekali berhubunagn dengan kinerja bisnis perusahaan.
Resiko di pemasaran lebih jauh lagi sampai dengan membuat konsumen kecewa dan berdampak kepada reputasi perusahaan di konsumen yang menjadi jelek. Hal ini akan berdampak kepada transaksi penjualan yang tidak sesuai dengan harapan. Bagaimana dengan resiko di proses bisnis dan juga sumber daya manusia yang pastinya sangat signifikan dampaknya bagi perusahaan.
Beberapa hal yang perlu dipahami oleh setiap manajemen dan karyawan untuk bisa memiliki mindset corporate entrepreneurship dalam rangka shifting dari start up ke corporate entrepreneurship adalah
1. Resiko itu ada disetiap saat dan menjadi ancaman bagi setiap bisnis yang dijalankan oleh para start up dalam skala corporate.
Pemahaman yang mendalam terhadap keberadaan resiko dan dampaknya bagi bisnis yang dijalankan oleh start up menjadi sangat penting diberikan kepada manajemen dan karyawan. Gambaran ini diberikan oleh para founders dan bukan lagi di level orang lain karena founder lah yang lebih memahami bisnis ini dan dampaknya bagi bisnis. Tidak dapat dipungkiri bahwa founder lebih paham akan resiko dan dampaknya bagi bisnis.
2. Memahami dampak setiap resiko bagi perusahaan yang dihadapi oleh entrepeneur.
Nah, pada bagian ini, fokuskan pada dampak nyata dari resiko kepada perusahaan berupa profit yang menurun, dampak bagi people serta lingkungan dan ancaman terhadap keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang serta tidak bisanya bisnis tersebut tumbuh dan berkembang. Tentu akan sangat dirasakan oleh manajemen dan karyawan saat ini dan yang akan datang.
3. Menjelaskan konsep manajemen resiko bagi perusahaan dan bagaimana mengelola resiko dalam peruashaan
Yang tidak kalah penting diberikan oleh para founders adalah penjelasan tentang manajemen resikok sendiri. Memang tuntutannya adalah kepada founder dan bila terjadi keterbatasan pemahaman dari founder terhadap manajemen resiko, maka dapat dibantu oleh orang yang memahami manajemen resiko tetapi didampingi oleh founder. Jangan sampai tidak karena efek psikologi dari founder itu sangat tinggi bagi manajemen dan karyawan.
4. Memberikan coaching dan mentoring bagaimana menerapkan manajemen resiko dalam perusahaan
Nah, bicara tentang pemahaman seorang manajemen dan karyawan atas resiko itu harus diberikan secara terus menerus dan dalam jangka panjang. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemahaman itu tidak bisa dibuat dalam jangka waktu sebentar. Perlu coaching dan mentoring yang dapat membuat mereka memahami secara mendalam.
5. Melakukan simulasi atas manajemen resiko
Pemahaman manajemen dan karyawan tidak dapat hanya dalam bentuk hafalan ataupun teori yang diberikan oleh founder kepada mereka. Diperlukan simulasi atau praktek langsung tentang manajemen resiko dan bisa dibayangkan kalau itu terjadi diperusahaan sendiri. Mereka harus melakukan apa pada dimensi manajemen keuangan, pemasaran, operasi, sumber daya manusia.
6. Manajemen resiko sebagai budaya dalam perusahaan yang harus dijalankan oleh manajemen dan karyawan
Jadikan manajemen resiko ini sebagai sebuah budaya dalam perusahaan karena berhubungan dengan value yang harus dimiliki oleh setiap manajemen dan karyawan, belief bahwa manajemen resiko tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan sampai dengan mitigasi resiko sebagai sebuah habit dalam perusahaan. Bahkan dijadikan bahasa sehari-hari dimana setiap orang sangat peduli dengan resiko serta dikomunikasikan setiap saat.
7. Memberikan apresiasi kepada karyawan ketika manajemen resiko sudah diterapkan
Bagian ini menjadi sangat penting karena bentuk penghargaan dari founder kepada manajemen dan karyawan ketika mereka bisa melakukan mitigasi resiko dan bahkan tidak terjadi kerugian alias Zero Risk. Penghargaan dari manajemen tersebut akan memberikan moral support bagi mereka dalam memiliki mindset manajemen resiko karena akan memberikan dorongan kepada mereka untuk bisa terus melakukan mitigasi resiko.
Inilah yang perlu dilakukan oleh para founder perusahaan dalam rangka membangun mindset setiap manajemen dan karyawan untuk bisa memiliki manajemen resiko dalam menjalankan bisnis setiap hari sehingga perusahaan bisa mencapai tujuan dalam kerangka shifting dari start up kepada corporate entrepreneurship.
#Entrepreneurship #entrepreneur #startupentrepreneurship #corporateentreprenurship #strategicentrepreneurship #pensiunpreneurship #pensiunpreneur
